Archive for 2015
TOU 2: Perubahan-Pengembangan Organisasi Dan Budaya, Kreativitas, serta Inovasi
0
C. PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
A. PENGERTIAN PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN
ORGANISASI
PENGERTIAN PERUBAHAN ORGANISASI
Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi
dari cara-cara yang telah mapan,yang selama ini berlangsung dalam organisasi
dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan
aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam
organisasi.
Pengertian Pengembangan Organisasi adalah suatu pendekatan sistematik, terpadu
dan terencana untuk meningkatkan efektivitas organisasi serta memecahkan
masalah-masalah (seperti kutrangnya kerja sama/koperasi, desentralisasi yang
berlebihan dan kurang cepatnya komunikasi dan sebagainya) yang merintangi
efisiensi pengoperasian pada semua tingkatan.
PENGERTIAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Pengembangan organisasi merupakan proses terencana
untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang
dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Pengembangan Organisasi merupakan
program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan
mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan
tujuan keorganisasian.
B. LANGKAH-LANGKAH PERUBAHAN ORGANISASI
B. LANGKAH-LANGKAH PERUBAHAN ORGANISASI
Langkah langkah dalam mewujudkan perubahan
organisasi, Langkah tersebut terdiri dari :
1. Mengadakan Pengkajian : Tidak
dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri
dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang terjadi di luar organisasi.
Perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang, antara
lain politik, ekonomi, teknologi, hukum, sosial budaya dan sebagainya.
Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap organisasi, baik dampak yang
bersifat negatif maupun positif. Dampak bersifat negatif apabila perubahan itu
menjadi hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan organisasi. Dampak
bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar kegiatan,
perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-kesempatan
baru yang tidak tersedia sebelumnya.
2. Mengadakan Identifikasi : Yang
perlu diidentifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam
organisasi. Setiap faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi
harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat
dipecahkan dengan tepat.
3. Menetapkan Perubahan : Sebelum
langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan organisasi harus yakin terlebih
dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan
kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan
dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
4. Menentukan Strategi : Apabila
pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka
pemimpin organisasi haru segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
5. Melakukan Evaluasi : Untuk
mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negatif, perlu
dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti
berpengaruh postif terhadap organisasi, dan apabila sebaliknya berarti negatif.
6. Mengadakan perubahan struktur
organisasi.
7. Mengubah sikap dan perilaku
pegawai.
8. Mengubah tata aliran kerja.
9. Mengubah peralatan kerja.
10. Mengubah
prosedur kerja.
11. Mengadakan
perubahan dalam hubungan kerja antar-personal.
C. PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4
tahapan berikut ini:
Tahap 1 : Menetapkan
tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai
dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau
kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan
sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.
Tahap 2 : merumuskan
keadaan saat ini
Pemahaman akan posisi
perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-sumber
daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan
dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat
ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan
lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data
statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.
Tahap 3 :
mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Segala kekuatan
dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk
mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu
diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi
mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit
dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang
mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap 4 : mengembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
Tahap terakhir dalam
proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk
pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan
alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
D. IMPLIKASI MANAJERIAL
Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai
implikasi kebijakan yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan
dalam penelitian ini. Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi
manajemen.
BUDAYA, KREATIVITAS DAN INOVASI
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai
dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah
laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan
integrasi internal. Dengan demikian, budaya organisasi dapat memberikan
nilai-nilai dan norma bagi karyawan dalam prinsip opersional organisasi.
Lima fungsi budaya
organisasi yaitu:
1. Membedakan satu
organisasi dengan organisasi yang lain.
2. Meningkatkan sense
of identity anggota
3. Meningkatkan
komitmen bersama.
4. Menciptakan
stabilitas sistem social.
5. Mekanisme
pengendalian yang terpadu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.
B. TIPOLOGI BUDAYA ORGANISASI
Selain esensi dan fungsi-fungsi yang dikemukakan diatas, perilaku para anggota
suatu organisasi juga ditentukan oleh pilihan manajemen atas tipe budaya yang
dianut. Dari teori tentang budaya organisasi, menurut Siagian (2002:200-201)
diketahui empat tipe budaya organisasi, yaitu:
a. Tipe akademi
Dalam organisasi, para
anggotanya diharapkan atau bahkan dituntut untuk menampilkan prestasi yang
semaksimal mungkin.
b. Tipe klub
Seorang anggota
organisasi yang baik diharapkan memenuhi kriteria kecocokan, loyalitas, dan
komitmen.
c. Tipe tim olah raga
Dalam organisasi
keberhasilan akan diraih apabila para anggotanya mampu bekerja sebagai tim dan
bukan selaku ’pemain individual’.
d. Tipe benteng
Organisasi dimaksudkan
untuk keamanan para anggota organisasinya.
C. KREATIFITAS INDIVIDU DAN TEAM
Kreativitas merupakan pikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusai, yaitu kebutuhan
akan pewujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebetuhan paling tinggi
bagi manusia (maslow, dalam munandar, 2009). Pada dasarnya setiap orang
dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif, kreativitas dapat
diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat (munandar, 2009) .
Kreativitas team merupakan pikiran dari para anggota untuk menciptakan sesuatu
yang baru untuk kemajuan kelompok atau organisasi.
- Proses Inovasi
Menurut David Neeleman (Pendiri dan CEO JetBlue), Inovasi merupakan proses
berupaya mencari cara untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik daripada
sebelumnya.
Menurut Ibrahim (1989), Inovasi adalah penemuan yang dapat berupa sesuatu ide,
barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).
Menurut Amabile et al. (1996), Inovasi atau innovation berasal dari kata to
innovate yang mempunyai arti membuat perubahan atau memperkenalkan sesuatu yang
baru.
Menurut Prof. Azis Inovasi berarti mengintrodusir suatu gagasan maupun
teknologi baru, inovasi merupakan genus dari change yang berarti perubahan.
Inovasi dapat berupa ide, proses dan produk dalam berbagai bidang.
Sumber:
http://dessymarantika7.blogspot.co.id/2013/04/perubahan-dan-pengembangan-organisasi.html
http://annavaniavriantim.blogspot.co.id/2015/06/budaya-kreativitas-dan-inovasi-teori.html
http://www.psikologizone.com/pengertian-budaya-organisasi/06511817
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2173961-fungsi-budaya-organisasi/#ixzz2SNPcpbUz
http://apriadykapuas.wordpress.com/2011/02/11/budaya-organisasi-organizational-culture/
By : Leonita Anggraeni
Kepemimpinan, Desain dan Struktur Organisasi
0
2. Tipe Militeristis
4. Tipe Karismatik
2.Sentralisasi
2. Desain Orgranisasi Orgranik
KEPEMIMPINAN
A. TEORI DAN ARTI PENTING KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi
contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan
praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi.
Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan
pengajaran/instruksi.
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN :
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan
interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa
segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan
Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan
selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-sebab munculnya pemimpin Ada
beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain :
- Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
- Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan,
kewibawaan, lingkungan dan kemampuan.
1. Teori-teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian
(1994:75-76) adalah:
– pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
– sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
– pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
– sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu
bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap
unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah
kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung
didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru
sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian
tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
– Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri
ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul
dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya.
Di samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
– Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin yang berorientasi
kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian
pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan
kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang
berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis
pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian
tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model leadership continuum
pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan
berdasarkan model grafik kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur
melalui dua dimensi yaitu perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap
bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak
dapat dilepaskan dari masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner,
1978:442-443)
c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan
faktor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya
kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:
- Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
- Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
- Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
- Norma yang dianut kelompok;
- Rentang kendali;
- Ancaman dari luar organisasi;
- Tingkat stress;
- Iklim yang terdapat dalam organisasi
B. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
Tipologi kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada
dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan
dalam kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1. Tipe Otokratis
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin
tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari
bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.Tipe Paternalistis
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah
seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective),
jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa
seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang
demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya
mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering
pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu.
Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin
yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian
diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur,
kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma.
Gandhi bukanlah seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang
fisik sehat, John F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma
meskipun umurnya masih muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika
Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang
‘ganteng”.
5.Tipe Demokratis
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang
demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena
tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu
tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMIMPINAN
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi
orang atau kelompok menuju tujuan tertentu, kita pemimpin, dipengaruhi oleh
beberapa factor. Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri, pandangan
kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita
laksanakan. Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk
mendapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek
kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai
pelayanan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari
kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpinan kita adalah pengertian kita tentang
kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita
menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.
D. IMPLIKASI MANAJERIAL KEPEMIMPINAN DALAM
ORGANISASI
Sebab yang terjadi bila implikasi manajerial kepemimpinan dalam organisasi
adalah akan menciptakan kepemimpinan yang baik karna adanya proses manajemen
yang direncakan, karena induk dari sebuah perusahaan adalah pemimpin jadi bila
pemimpin nya berkualitas maka perusahaan tersebut akan menjukukan kualitasnya.
DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI
A. DIMENSI STRUKTUR ORGANISASI
Empat desain keputusan (pembagian kerja,
pendelegasian kewenangan, pembagian departemen, dan rentang kendali)
menghasilkan struktur organisasi, Para peneliti dan praktisi manajemen berusaha
untuk mengembangan pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja,
sikap, keefektifan, dan variabel lainnya. Secara umum, gambaran mengenai
struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan.
1.Formalisasi
Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan
pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat
formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan /
pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu
organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi
merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan
yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang
kendali.
2.Sentralisasi
Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat
dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak.
Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut :
Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit
kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar
penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin
luas rentang kendali, semakin besar sentralisasi.
3.Kerumitan
Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada
jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.
B. DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi adalah proses penentuan cara
bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi
sebagai berikut :
- Fungsi
- Produk atau jasa
- Wilayah
- Langgana
- Proses atau peralatan
- Waktu
- Pelayanan
- Alpa-numeral
- Proyek atau matriks
Departementalisasi fungsional mengelompokkan fungsi
– fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu
satuan organisasi. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang
paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa
pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan
efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan
pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan.
struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan
kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan
tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta
kurang inofatif.
Departementalisasi Divisional :Organisasi Divisional dapat mengikuti pembagian
divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses
atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap
departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang
berhubungan (garis produk).
Divisionalisasi produk adalah pola logika yang dapat
diikuti bila jenis-jenis produk mempunyai teknologi pemrosesan dan
metode-metode pemasaran yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi.
Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah. Departementalisasi wilayah ,
kadang-kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis
, adalah pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi
berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.
C. MODEL-MODEL DESAIN ORGANISASI
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain
organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik.
1. Desain Organisasi Mekanistik
Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui
perasaan takut dan sanksi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah
dan cenderung terganggu tidak akurat.
Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan
atas tujuan dan metode departemental.
Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.
Proses penyusun tujuan dilakukan di tingat puncak original, tanpa mendorong
adanya partisipasi kelompok.
Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan.
2. Desain Orgranisasi Orgranik
Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara
atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.
Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir
secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.
Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan
dapat mempengaruhi tujuan dan metode partemental.
Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses
kelompok.
Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk
menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah
dan pengendalian diri.
Desain organisasi yang efektif tidak dapat berpedoman pada teori sebagai satu
cara terbaik melainkan manajer harus menerima sudut pandang bahwa desain
mekanistik atau desain organik lebih efektif bagi organisasi.
D. IMPLIKASI MANAJERIAL DESAIN DAN STRUKTUR
ORGANISASI
Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu
organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap
orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan
menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan
mengapa diperlukan implikasi manajerial desain dan struktur organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://desndesty.blogspot.com/2012/11/arti-penting-kepemimpinan-dalam_7976.html
http://mapelz.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-dalam-kepemimpinan.html
http://mapelz.blogspot.com/2012/11/faktor-faktor-dalam-kepemimpinan.html
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/pemimpin-dan-kepemimpinan.html#.UWIpo6KBnvs.kepemimpinan.html#.UWlPo6KBnvs
http://nonasakurahanami.blogspot.com/2012/11/desain-dan-struktur-organisasi_6.html
http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68321-Umum-Penataan%20Struktur%20dan%20Desain%20Organisasi.html
http://raitosun.blogspot.com/2012/03/model-desain-organisasi.html
http://nonasakurahanami.blogspot.com/2012/11/desain-dan-struktur-organisasi_6.html
http://philipus-k-s-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-68321-Umum-Penataan%20Struktur%20dan%20Desain%20Organisasi.html
http://raitosun.blogspot.com/2012/03/model-desain-organisasi.html
By : Leonita Anggraeni
Struktur Organisasi Data
0
- Diskusikan hambatan-hambatan yang harus dipertimbangkan dalam merancang sebuah index Inversi untuk Multi-key file.
- Diskusikan hambatan-hambatan yang harus dipertimbangkan dalam merancang sebuah index untuk Multi-list file.
- Mengapa kebanyakan implementasi alternate key indeks sequential menggunakan mendekatan inverted dari pada multi-list?
- Jelaskan permintaan (request) apa saja yang dapat dilayani oleh indexnya sendiri dalam sebuah inverted file.
- Pada beberapa Multi-list file, setiap indeks entry mencakup panjang dari linked list yang berkaitan. Jenis permintaan apa yang menguntungkan dengan informasi yang tersedia ini?
Jawab:
1. hambatan pada penggunaan index Inversi adalah: kita membutuhkan banyak key-key untuk menunjukkan tiap ID ke key lain. Misal, kita punya 3 file yang ingin dihubungkan dengan index Inversi, tiap file punya 5 record, berarti kita harus punya 5 key juga sebagai secondary key untuk menghubungkan 3 file tersebut.
contoh:
Sebuah sistem perbankan yang mempunyai beberapa pemakai (user), seperti kasir, pegawai kredit, manajer cabang, pegawai bank, nasabah dan lain-lain. Semuanya memerlukan akses data yang sama dengan format record.
Adanya pemakai yang berbeda memerlukan akses record-record ini dalam cara yang berbeda.
Kasir : Mengidentifikasikan record account menurut nilai ID.
Kredit : Akses semua record menurut nilai OVERDRAW LIMIT atau semua record account dengan nilai SOCNO.
Manajer Cabang : Akses semua record menurut Branch dan Type.
Pegawai Bank : Membuat laporan berkala untuk semua record ccount yang disortir berdasarkan ID.
Nasabah : Memerlukan akses recordnya dengan memberikan ID yang dimilikinya atau kombinasi dari NAME, SOCNO dan Type.
2. hambatan dalam penggunaan multi-list file adalah jika memakai indeks file ini kita harus punya banyak memori(space) untuk memproses datanya, karena multi-list memproses semua input dan file yang digunakan secara bersamaan.
3. karena dengan menggunakan pendekatan inverted tidak usah menggunakan akses data file cukup dengan indek inversinya saja, sedangkan dengan multi-list harus menggunakan 20 akses data recordnya
4. nilai dari sebuah ID pada inverted file mempunyai nilai uniknya sendiri, sehingga mengurangi terjadinya kesalahan pada saat penampilan record. Contoh: Sebuah indeks inversi dengan key SOCNO untuk sebuah relatif file dengan nilai key ID akan memberikan sebuah file yang dapat diakses langsung oleh sebuah ID atau SOCNO.
5. Yang menguntungkan pada saat penggunaan Multi-list file adalah pada saat kita membutuhkan suatu record yang lengkap, bila menggunakan multi-list maka record yang sudah kita input dapat diambil secara utuh.
By : Leonita Anggraeni
TOU_2 : Komunikasi di dalam kelompok
0
PROSES KOMUNIKASI
B. Tujuan dan bentuk komunikasi efektif
> Tujuannya adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan.
> Bentuk komunikasi efektif :
1. Komunikasi verbal efektif :
- Berlangsung secara timbal balik.
- Makna pesan ringkas dan jelas.
- Bahasa mudah dipahami.
- Cara penyampaian mudah diterima.
- Disampaikan secara tulus.
- Mempunyai tujuan yang jelas.
- Memperlihatkan norma yang berlaku.
- Disertai dengan humor.
2. Komunikasi non verbal :
Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah :
- Penampilan visik.
- Sikap tubuh dan cara berjalan.
- Ekspresi wajah.
- Sentuhan.
Pengertian
dan Arti penting Komunikasi
Komunikasi adalah suatu
proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar
terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi
dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah
pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang
dapat dipahami oleh pihak lain.
Komunikasi bukan cuma
terkait dengan bagaimana cara menggunakan bahasa tapi sangat terkait juga dalam
menyampaikan pesan dalam bentuk yang lainnya seperti tatapan mata, gesture
tubuh, serta mungkin intonasi.
Komunikasi tidak hanya dilakukan tanpa alasan,
karena ternyata komunikasi mempunyai beberapa fungsi penting dalam kehidupan
ini. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:
·
sebagai sarana untuk memberikan
informasi kepada orang lain tentang suatu hal, permasalahan atau topik
tertentu. Contoh yang paling sederhana untuk fungsi ini adalah rapat. Tujuan
utama rapat adalah menyampaikan suatu informasi kepada para peserta rapat
tentang suatu permasalahan tertentu.
·
Fungsi yang kedua adalah untuk mendidik orang
atau sekelompok orang. Fungsi yang kedua ini banyak dilakukan oleh tenaga
pendidik, bagaimana mereka menyampaikan sebuah ilmu yang mempunyai manfaat
untuk masyarakat banyak. Fungsi komunikasi yang ketiga adalah mempengaruhi.
Fungsi ini dapat dilihat saat akan dilaksanakannya pemilihan wakil
rakyat, karena tim sukses masing-masing calon akan mengadakan kampanye untuk
mempengaruhi banyak orang agar memilih calon yang sudah diajukan.
·
Fungsi komunikasi yang terakhir adalah untuk
menghibur. Menghibur disini adalah dalam arti memberikan support kepada orang
yang sedang menghadapi permasalahan tertentu. Menghibur pun dapat diartikan
memberi lelucon atau menyanyikan sebuah lagu didepan banyak orang yang
melihatnya.
komunikasi berperan
sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa komunikasi, tujuan atau sasaran
yang telah direncanakan tidak akan tercapai.
Jenis-jenis komunikasi :
·
Komunikasi lisan
komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara
langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. lisan
ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada
saat wawancara, rapat, berpidato.
komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi
yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain
sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.
·
Komunikasi tulisan
komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan
dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan
menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima. Komunikasi
tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain
sebagainya.
komunikasi tulisan juga dapat melalui naskah-naskah
yang menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah yang
kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku. dan foto pun
dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun tanpa kata-kata. Begitu
pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.
PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator
menyampaikanpesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu
persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proseskomunikasi ini
bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusiadan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusiadan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
·
Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan
adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses
komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi
komunikattransmitteror berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan
rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke
dalam pesan disebut interpreting.
·
Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam
komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi
manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi
manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak
menjadi konkret.
·
Pengiriman, proses ini terjadi ketika
komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan
peralatan jasmaniah yang disebut, alat pengirim pesan.
·
Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara
komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh
komunikan.
·
Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan
diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
·
Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada
diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang
berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya
(decoding).
·
Penginterpretasian, pada tahap ini terjadi pada
komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
A. Pengertian
Komunikasi Efektif
Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang mampu
menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam
komunikasi.
Komunikasi Efektif adalah saling bertukar informasi,
ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang
atau kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan.
B. Tujuan dan bentuk komunikasi efektif
> Tujuannya adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang diberikan.
> Bentuk komunikasi efektif :
1. Komunikasi verbal efektif :
- Berlangsung secara timbal balik.
- Makna pesan ringkas dan jelas.
- Bahasa mudah dipahami.
- Cara penyampaian mudah diterima.
- Disampaikan secara tulus.
- Mempunyai tujuan yang jelas.
- Memperlihatkan norma yang berlaku.
- Disertai dengan humor.
2. Komunikasi non verbal :
Yang perlu di perhatikan dalam komunikasi non verbal adalah :
- Penampilan visik.
- Sikap tubuh dan cara berjalan.
- Ekspresi wajah.
- Sentuhan.
C.
Unsur-unsur dalam membangun komunikasi efektif :
- Berhadapan.
- Mempertahankan
kontak mata.
- Membungkuk
ke arah klien.
-
Mempertahankan sikap terbuka.
- Tetap relax.
Implikasi
Manajerial
Implikasi
manajerial adalah bagaimana meningkatkan produktifitas dengan cara meningkatkan
kapasitas, kualitas, efisiensi dan efektivitas dari sumber daya yang ada. apa
implikasi manajerial yang muncul dari organisasi tanpa pembatas (borderless
Tipe organisasi transnasional/tanpa batas memakai pengaturan yang mengeliminasi
atau menghapus halangan geografis artitisial.Para manajer memilih pendekatan
ini dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas di pasar global yang
kompetitif.Implikasi yang dirasakan oleh para pihak manajer adalah bagaimana
mereka bisa mengembangkan produk yang diproduksi di negara lain,dengan baik
dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan manusia yang ada pada negara
ttersebut.Jadi struktur organisasi manajerial tidak akan berpusat pada satu
organisasi manajerial namun harus mencakup seluruh struktur organisasi
manajerial di seluruh negara dimana perusahaan iitu berada.
Pengertian
Kelompok
Kelompok adalah kumpulan dari dua orang atau lebih
yang berinteraksi dan mereka saling bergantung (interdependent) dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama, meyebabkan satu sama lain saling
mempengaruhi (Cartwright&Zander, 1968; Lewin, 1948)
Karakteristik
Kelompok
1. Terdiri dari dua orang
atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non
verbal.
2. Anggota kelompok harus
mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu
kelompok
3. Mempunyai struktur
hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan
berfungsi sebagai suatu unit.
4. Anggota kelompok adalah
orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
5. Individu yang tergabung
dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta
dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.
Tahap-tahap
Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali
diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori
pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah
kosep ini dicetuskan.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan
diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun
memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling
percaya.
Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan
dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah
yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan
mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa
kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap
ini.
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota
kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat
mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi
masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 – Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan
supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan
mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan
diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami
perubahan.
KEKUATAN TEAM WORK DAN IMPLIKASI MANAJERIAL
Team
Work
Teamwork atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja
kelompok yang bertujuan untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya.
Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi
satu pribadi untuk mencpai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan
pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi paling populer
di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan
untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang
tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
a. Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
b. Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
c. Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
d. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
e. Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
f. Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
g. Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
h. Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
i. Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
j. Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
k. Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan kerjasama.
l. Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
m. Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work’.
Implikasi Manajerial
a. Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
b. Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
c. Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa.
d. Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
e. Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
f. Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
g. Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
h. Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
i. Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
j. Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
k. Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan kerjasama.
l. Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
m. Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work’.
Implikasi Manajerial
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia , kata
implikasi berarti akibat. Kata implikasi sendiri dapat merujuk ke beberapa
aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau
manajemen.
Teori
X dan Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967)
yang memiliki pandangan yang berbeda terhadap manusia yaitu pada dasarnya
manusia bersifat negative (Teori X) dan bersifat positife (Teori Y) Mc. Gregor
menyimpulkan bahwa pandangan seorang manajer tentang sifat manusia didasarkan
pada pengelompokan asumsi tertentu dan manajer tersebut cenderung membentuk
perilakunya terhadap bawahan sesuai dengan asumsi tersebut. Dalam Teori X
terdapat empat asumsi , yaitu diantaranya :
1. bawahan tidk suka bekerja dan bilamana mungkin
akan berusaha menghindarinya
2. karena bawahan tidak suka bekerja , mereka harus
dipaksa , dikendalikan atau diancam dengan hukuman
3. bawahan akan mengelak tanggung jawab dan sedapat
mungkin hanya mengikuti perintah formal
4. kebanyakan bawahan mengutamakan rasa aman (agar
tidak ada alasan untuk dipecat ) dan hanya menunjukan sedikit ambisi
Sedangkan , dalam teori X diasumsikan bahwa :
1. bawahan memandang bahwa pekerjaan sama
alamiyahnya dengan istirahat dan bermain
2. seseorang yang memiliki komitmen paada tujuan
akan melakukan pengarahan dan pengendalian diri
3. seseorang yang biasa-biasa saja dapat belajar
untuk menerima , bahkan mencari tanggung jawab
4. kreativitas yaitu kemampuan untuk membuat
keputusan yang baik (pendelegasian wewenang dan tanggung jawab)
Implikasi Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Teori ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin
memotivasi orang-orang dengan tipe dan y sehingga mampu berkontribusi dalam
suatu organisasi . Tipe X yang cenderung malas bekerja dan menyukai diperintah,
mungkin akan membutuhkan saluran komunikasi yang formal , dimana pemimpin dapat
menginstruksikan berbagai perintah secara formal. Berbeda dengan tipe Y ,
antara pemimpin dengan bawahan akan lebih sering berkomunikasi secara informal
atau partisipatif. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak sudah saling
memahami dan bawahan memiliki pengalaman yang sudah baik.
Motivasi yang diberikan kepada tipe x , mungkin akan
cenderung dengan pemberian hukuman yang tegas sehingga berbagai peraturan
tertulis sebagai media komunikasi akan sangat dibutuhkan . sedangkan untuk tipe
y , komunikasi akan sangat mempengaruhi karena motivasi yang diberikan lebih
cenderung kepada aktualisasi diri untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan atau kebijakan dalam organisasi.
Definisi
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu
hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada
pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia.
Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap
pilihan.
Definisi Pengambilan Keputusan Menurut Para Ahli :
Menurut George R. Terry pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih
alternatif yang ada.
Menurut Sondang P. Siagian pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang
dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan
yang paling cepat.
Menurut James A. F. Stoner pengambilan keputusan
adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara
pemecahan masalah.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
pengambilan keputusan itu adalah suatu cara yang digunakan untuk
memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara /
teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Dasar
Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan
dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
Intuisi
Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi
atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan
dan kelemahan.
Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman
memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap
keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu
akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau
tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat
memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat
kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang
dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya
dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi
kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan
berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Logika/Rasional
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah
suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses
pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional,
keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten
untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga
dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
Kejelasan masalah
Orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang
ingin dicapai
Pengetahuan alternatif : seluruh alternatif
diketahui jenisnya dan konsekuensinya
Preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan
sesuai criteria
Hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik
didasarkan atas hasil ekonomis yang maksima.
Jenis
– Jenis Keputusan Organisasi
Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat
digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil
keputusan tersebut, bagian mana organisasi harus dapat melibatkan dalam
mengambil keputusan dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut
difokuskan.
Secara garis besar jenis keputusan terbagi menjadi
dua bagian yaitu :
-
Keputusan
Rutin
Keputusan Rutin adalah Keputusan yang sifatnya rutin
dan berulang-ulang serta biasanya telah dikembangkan untuk mengendalikannya.
-
Keputusan
tidak Rutin
Keputusan tidak Rutin adalah Keputusan yang diambil
pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut John D.Miller dalam Imam Murtono
(2009) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan adalah: jenis
kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan keterbatasan
kemampuan.
Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.
Dalam pengambilan suatu keputusan individu dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu nilai individu, kepribadian, dan kecenderungan dalam pengambilan resiko.
Pertama, nilai individu pengambil keputusan
merupakan keyakinan dasar yang digunakan seseorang jika ia dihadapkan pada
permasalahan dan harus mengambil suatu keputusan. Nilai-nilai ini telah
tertanam sejak kecil melalui suatu proses belajar dari lingkungan keluarga dan
masyarakat. Dalam banyak keadaan individu bahkan tidak berfikir untuk menyusun
atau menilai keburukan dan lebih ditarik oleh kesempatan untuk menang.
Kedua, kepribadian. Keputusan yang diambil seseorang
juga dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti kepribadian. Dua variabel utama
kepribadian yang berpengaruh terhadap keputusan yang dibuat, seperti ideologi
versus kekuasaan dan emosional versus obyektivitas. Beberapa pengambil
keputusan memiliki suatu orientasi ideologi tertentu yang berarti keputusan
dipengaruhi oleh suatu filosofi atau suatu perangkat prinsip tertentu.
Sementara itu pengambil keputusan atau orang lain mendasarkan keputusannya pada
suatu yang secara politis akan meningkatkan kekuasaannya secara pribadi.
Ketiga, kecenderungan terhadap pengambilan resiko.
Untuk meningkatkan kecakapan dalam membuat keputusan, perawat harus membedakan
situasi ketidakpastian dari situasi resiko, karena keputusan yang berbeda
dibutuhkan dalam kedua situasi tersebut. Ketidakpastian adalah kurangnya pengetahuan
hasil tindakan, sedangkan resiko adalah kurangnya kendali atas hasil tindakan
dan menganggap bahwa si pengambil keputusan memiliki pengetahuan hasil tindakan
walaupun ia tidak dapat mengendalikannya. Lebih sulit membuat keputusan dibawah
ketidakpastian dibanding dibawah kondisi bahaya. Di bawah ketidakpastian si
pengambil keputusan tidak memiliki dasar rasional terhadap pilihan satu
strategi atas strategi lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan :
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan :
1. Posisi atau kedudukan, Dalam mengambil suatu
keputusan posisi atau kedudukan sangat menentukan yaitu apakah posisi seseorang
itu masuk ke dalam pembuat keputusan(decision maker), penentu keputusan (decision
taker) atau karyawan (staff) karena dari penentuan posisi inilah
kemudian dapat ditentukan bagian apa yang harus dikerjakan pada posisinya
masing-masing sehingga keputusan yang diambil bisa tepat.
2. Masalah, Masalah merupakan suatu penghalang untuk
tercapainya suatu tujuan, jadi dalam mengambil suatu keputusan harus benar-benar
dipahami masalah yang sedang dihadapi sehingga kita bisa mengambil keputusan
yang tepat dan juga suatu tujuan dapat tercapai.
3. Situasi, Situasi merupakan keseluruhan
faktor-faktor dalam keadaan yang berkaitan satu sama lain dan yang secara
bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita
perbuat.
4. Kondisi, Kondisi adalah keseluruhan
dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat
atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber
daya-sumber daya.
5. Tujuan, Tujuan yang hendak dicapai baik
tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan
usaha yang pada umumnya telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam
pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objektif.
Adapun dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor personal, yaitu:
Adapun dalam referensi lain pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor personal, yaitu:
-
Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang di miliki. Misalnya ; Kemampuan menalar, memiliki kemampuan
berfikir secara logis, dll.
-
Motif, suatu keadaan tekanan dalam diri
individu yang mempengaruhi, memelihara dan mengarahkan prilaku menuju suatu
sasaran
-
Sikap, Bagaimana keberanian kita dalam
mengambil risiko kepututusan, pemilihan suasana emosi dan waktu yang tepat,
mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi.
Sumber:
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/pengertian-dan-arti-penting-komunikasi/
http://ari-kurniawan-fh.web.unair.ac.id/artikel_detail-77113-Artikel%20-PENTINGNYA%20KOMUNIKASI.html
https://oktafianreza.wordpress.com/2015/04/29/faktor-yang-mempengaruhi-pengambilan-keputusan/
By : Leonita Anggraeni